LAPORAN
PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa : Oktari kusuma
Dewi
NPM : 15515260
Tanggal Pemeriksaan : 3
mei 2016
|
Nama Asisten : 1.
Satia Raras
2. Ika
Yulistyawati
Paraf Asisten :
|
I Percobaan :
Indera
Peraba
1.
Nama
Percobaan : Perasaan Pada Kulit
(membedakan tingkat kasar).
2.
Nama
Subjek Percobaan : Oktari
Kusuma Dewi
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui adanya
reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada kulit, serta
mengetahui letak masing-masing resptor.
b.
Dasar
Teori : Kulit sebagai indera
peraba peka terhadap rangsangan tekanan, sentuhan, rabaan, dingin, panas, dan
rasa nyeri. Jumlah dan penyebaran reseptor penerima rangsang pada kulit tidak
merata. Kulit terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1.
Epidermis : bagian terluar
2.
Dermis : terdapat kelenjar dan saluran keringat, bulbus
rambut, folikel rambut dan akar rambut; kelenjar Sebaseus.
3.
Subcutaneous : pembuluh darah; saraf cutaneous, jaringan otot.
Proses
merasakan pada indera peraba, dimulai dari rangsangang yang diterima
ujung-ujung saraf peraba didalam kulit diteruskan oleh saraf sensori menuju
pusat daraf otak untuk diolah sehingga kita dapat merasakan dan memberi respon.
Kulit
jari lebih peka terhadap rabaan dibandingkan kulit lengan, karena pada kulit
jari ditemukan lebih banyak ujung saraf peraba per milimeter persegi. Selain
itu, jarak antara ujung-ujung saraf itu lebih kecil. Itu pula sebabnya jari
dapat menilai bentuk dan ukuran dari benda yang di pegang.
Teori
pengontrolan gerbang rasa sakit, yaitu teori yang menyatakan bahwa reseptor
saraf tertentu ditulang belakang mengarah pada area tertentu di otak yang
terkait dengan rasa sakit.
c.
Alat
yang Digunakan : 3 buah amplas yang
berbeda tingkat kekasaranya, 3 baskom plastik; serta beberapa macam cairan atau
larutan (air,alkohol 70%, aseton).
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Asisten lab membawa 3 buah amplas yang berbeda
tingkat kekasarannya.
1.2 Praktikan menutup mata dengan mengunakan sapu
tangan.
1.3 3 amplas tersebut di taruh di
meja. Praktikan meraba atau merasakan degan menggunakan tangannya pada perbandingan
dari 3 amplas tersebut.
1.4 Lalu
praktikan menjawab tingkat kekasarnnya pada amplas tersebut.
e. Hasil Percobaannya : 1.1 Hasil Percobaan :
1.1.1 Halus
1.1.2 Sedikit kasar
1.1.3 Kasar sekali
1.1.4 Jawaban benar semua.
1.2 Hasil Sebenanya :
1.2.1 Tingkat kasar sampai halus.
1.2.2 Rasa halus
1.2.3 Rasa sedang
1.2.4 Kasar
f.
Kesimpulan : Kulit sebagai indera peraba peka terhadap
rangsangan tekanan, sentuhan, rabaan, dingin, panas, dan rasa nyeri.
Kulit jari lebih peka
terhadap rabaan dibandingkan kulit lengan, karena pada kulit jari ditemukan
lebih banyak ujung saraf peraba
g.
Daftar Pustaka : Danuarta, Tika. (2015).
Buku pintar pasti kisi-kisi akurat un sd/mi 2016. Jakarta: Penerbit HB.
Wahono, dkk. (2010). Siap
menghadapi un smp 2011. Jakarta: Grasindo.
Wibowo, S Daniel. Anatomi tubuh manusia.
Jakarta: Grasindo.
1.
Nama Percobaan : Perasaan
Pada Kulit (membedakan suhu air).
2.
Nama Subjek
Percobaan : Oktari
Kusuma Dewi
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui adanya
reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada kulit, serta
mengetahui letak masing-masing resptor.
b.
Dasar
Teori : Klasifikasi reseptor
antara lain:
1.
Berdasarkan sumber
rangsangan
- Ekteroresptor,
terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksternal pada permukaan
tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksternal.
- Proprioreseptor,
berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakn terutama berhubungan dengan
sistem muskuloskeletal.
- Interosepetor,
terletak pada visera atau alat dalam pembuluh darah.
2. Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan
terhadap modalitas tertentu:
- Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu panas dan dingin).
- Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan, getaran, dan tekanan).
- Kemoreseptor (peka terhadap rasa asam, basa dan garam atau perubahan kimiawi).
- Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
- Reseptor nyeri (berkaitan dengan mekanisme proyektif bagi kulit).
3. Reseptor pada kulit :
1. Epidermis : untuk mendeteksi sentuhan.
a. Merkel’s disc : untuk
mendeteksi sentuhan oleh orang lain yang tidak di kenal.
b. Meisner’s corpuscle : untuk mendeteksi
sentuhan orang yang di kenal.
2. Dermis
a. Ruffini’s : Mendeteksi panas.
b. End Krause : mendeksi dingin.
c. Reseptor Paccini’s : untuk mendeteksi tekanan
atau bias berupa pijitan.
d. Free Nerve Ending: untuk mendeteksi rasa
sakit, jangkauannya lebih luas dibandingkan reseptor lain karena tersebar di
seluruh permukaan kulit.
c.
Alat
yang Digunakan : 3 buah amplas yang
berbeda tingkat kekasaranya, 3 baskom plastik; serta beberapa macam cairan atau
larutan (air,alkohol 70%, aseton).
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Asisten lab menyediakan 3 baskom
yang berisikan:
1. Kiri : air hangat hangat
2. Tengah : air biasa
3. Kanan :
air dingin
1.2 Praktikan akan diberikan instruksi untuk
memasukkan tangan kiri kedalam baskom yang berisi air hangat dan tangan kanan kebaskom
yang berisi air dingin.
1.3 Lalu kedua tangan tersebut dibiarkan
selama 10 detik
1.4 Kemudian
setelah 10 detik secara bersamaan kedua tangan dimasukan ke baskom yang berada
ditengah yang berisi air biasa.
1.5 Dan praktikan akan diminta merasakan perbedaan
antara tangan kanan dan tangan kiri setelah setelah dimasukkan ke baskom yang
berisi air biasa.
e. Hasil
Percobaannya : 1.1
Hasil Percobaan :
1.1.1 Ternyata
tangan kanan yang terendam air biasa lebih dingin dibanding tangan kiri.
1.2 Hasil Sebenanya :
1.2.1 Biasanya setelah dimasukkan ke
baskom c, tangan kanan terasa dingin dan tangan kiri terasa hangat.
1.2.2 Kulit
sebagai thermoreseptor ->
mendeteksi panas dan dingin.
1.2.3 Tangan
kanan terasa dingin karena adanya pengurangan kalor -> dari panas ke hangat.
1.2.4
Tangan kiri terasa hangat karena adanya
penambahan kalor -> dari dingin ke hangat.
f.
Kesimpulan : Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan
terhadap praktek tersebut:
Termoreseptor
(peka terhadap perubahan suhu panas dan dingin).
Dermis
:
a. Ruffini’s
: Mendeteksi panas.
b. End
Krause : mendeksi dingin.
g. Daftar Pustaka : Ambarwati,
Desy. (2015). Bimbel rahasia inti Ipa terpadu sd kelas 3, 4, 5, dan 6.
Jakarta: Ozproduction.
Lintang,
Budi. (2015). Buku pintar bimbel sd kelas 4, 5, 6. Jakarta: Lembar
Langit Indonesia.
Sulianta,
Feri. (2010). It ergonomics. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Nama
Percobaan : Perasaan Pada Kulit
(membedakan suhu 3 cairan).
3.
Nama Subjek
Percobaan : Oktari
Kusuma Dewi
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui adanya
reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada kulit, serta mengetahui
letak masing-masing resptor.
b.
Dasar
Teori : Kulit merupakan suatu
kelenjar holokrin yang besar ( Montagna, Renault, Debreuil). Luas kulit pada
manusia rata-rata +- 2 meter persegi, dengan berat 10kg
jika tanpa lemak, kulit terbagi atas dua lapisan utama, yaitu:
1. Epidermis
(kulit ari),sebagai lapisan yang paling luar.
2. Dermis
(korium, kutis, kulit jangat).
Di
bawah dermis terdapat subktuis atau jaringan lemak bawah kulit.
Para
ahli histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam menjadi 5
lapisan, yaitu:
1.
Lapisan tanduk :
lapisan paling atas.
2.
Lapisan jernih :
disebut juga “lapisan barrier”.
3.
Lapisan
berbutir-butir.
4.
Lapisan malphigi
: selnya seperti berduri.
5.
Lapisan basal :
hanya tersusun oleh satu lapisan sel basal.
1.
Mekanisme
pengeluaran keringat.
Proses
pengeluaran keringat ditentukan oleh pusat pengatur suhu, yaitu hipotalamus
(otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja
mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika pusat pengatur suhu memperoleh
rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan
tersebut akan diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelanjar keringat. Keringat
dikeluarkan ketika tubuh panas. Hasil evaporasi pada permukaan kulit
menyebabkan tubuh kembali segar.
2.
Faktor yang mempengaruhi
produksi keringat, yaitu: suhu lingkungan, emosi, aktivitas tubuh, dan
psikologi.
c.
Alat
yang Digunakan : 3 buah amplas yang
berbeda tingkat kekasaranya, 3 baskom plastik; serta beberapa macam cairan atau
larutan (air,alkohol 70%, aseton).
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Asisten lab menyedikan 3 macam cairan dan 3
cutton bud yang telah diletakkan di atas meja.
1.2 Pratikan membersihkan
dahulu tangannya menggunakan sapu tangan.
1.3 Setelah itu asisten akan memberikan air menggunakan cutton bud
diatas tangan, lalu tiup dan rasakan apa yang terjadi, lalu bersihkan
menggunakan sapu tangan.
1.4 Setelah
itu asisten akan memberikan lagi alkohol 70% kemudian tiup kembali agar
pratikan dapat merasakan apa yang terjadi, lalu bersihkan kembali tangan
tersebut.
1.5 Dan
yang terakhir asisten akan memberikan aseton dan tiup lagi agar pratikan dapat
merasakannya. Lalu bersihkan tangan tersebut.
e.
Hasil Percobaannya : 1.1
Hasil Percobaan :
1.1.1 Lebih dingin aseton dari pada alhokol.
1.1.2 Sedikit
lebih dingin alkohol dari pada air dingin.
1.2 Hasil Sebenanya :
1.2.1 Air lebih dingin daripada
hanya ditiup.
1.2.2 Alkohol lebih dingin dari air.
1.2.3 Aseton lebih dingin dari alkohol.
1.2.4 Ada reseptor dingin pada kulit -> reseptor end krause.
1.2.5 Alkohol memiliki titik didih
yang rendah, sehingga ketika mengenai kulit, alkohol akan langsung menguap. Selama
proses penguapan alkohol memerlukan kalori yang diambil dari tubuh, maka kulit
akan terasa dingin.
f.
Kesimpulan : Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai
reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit
merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar ( Montagna, Renault, Debreuil). Di
bawah dermis terdapat subktuis atau jaringan lemak bawah kulit. Para ahli
histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam menjadi 5
lapisan. Proses pengeluaran keringat ditentukan oleh pusat pengatur suhu, yaitu
hipotalamus (otak).
g.
Daftar Pustaka : Sudjadi, Bagod, dkk.
(2006). Biologi sains dalam kehidupan. Jakarta: Yudhistira.
Tranggono,
Retno Iswari. (2007). Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Umum.
Wibowo,
S Daniel. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo.
e.
Nama
Percobaan : Lokalisasi
Taktil.
f.
Nama
Subjek Percobaan : Oktari
Kusuma Dewi
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Memahami serta
mengetahui kepekaan syaraf peraba dengan melokalisir tempat yang ditusukkan
keberbagai tempat; serta mengetahui kepekaan TPL (Two Point Localization).
b.
Dasar
Teori : Lokalisasi taktil,
kemampuan sensori taktil dikategorikan dalam dua hal yaitu diskriminasi
intensitas (misal sensitivitas) merujuk kepada kemampuan menilai kekuatan
stimulus, diskriminasi spasial merupakan kemampuan membedakan lokasi atau titik
asal rangsang. Basis saraf dari sensitivitas membedakan taktil terletak pada
jumlah cabang sensori dan unit sensori pada setiap area dikulit.
Sensasi adalah suatu perasaan yang timbul akibat adanya
stimulus suatu reseptor. Sensasi yang berlangsung secara terus-menerus disebut
sensasi beriringan (after image).
Ciri-ciri sensasi:
-
Modalitas atau modal modalitas dari sensasi adalah panca indera.
-
Kualitas atau mutu.
-
Adaptasitas.
-
ntensivitas atau
kekuatan.
-
Durasitas atau
lama.
Reseptor
taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap
perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan
menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat
saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan
informasi ke korda spinalis dan otak. Dikriminasi titik adalah kemampuan
membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut
diskriminasi dua titik.
c.
Alat
yang Digunakan : Pensil yang tumpul
ujungnya, spidol, penggaris, sapu tangan.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Asisten lab akan membawa alat-alat tersebut ke
depan posisi praktikan.
1.2 Praktikan menutup mata dengan menggunakan sapu
tangan.
1.3 Asisten lab akan mengambil
spidol lalu menitikan ujung spidol tersebut di atas kulit tangan praktikan.
1.4 Lalu
sang praktikan akan merasakan dimana sang asisten menitikan ujung spidol
tersebut.
1.5 Lalu
praktikan menitikan kembali dengan menggunakan ujung pensil pada area yang telah dititikan oleh asisten
lab.
1.5 Lakukan tersebut hingga 3 kali dengan
posisi area yang berbeda.
1.6 Setelah
itu ukurlah berapa jarak titik spidol ke titik tanda pensil tersebut dengan
menggunakan penggaris
e. Hasil Percobaannya : 1.1 Hasil Percobaan :
1.1.1 2,5 cm
1.1.2 3,5cm
1.2 Hasil Sebenanya :
1.2.1 Bila jarak kurang dari 5cm -> syaraf peraba baik.
1.2.2 Bila jarak lebih dari 5cm
-> syaraf peraba kurang baik.
1.2.3 TPL (Two Point Localization)
-> lebih peka pada bagian yang menonjol (hidung, mata, bibir, ujung jari,
telinga dll).
f.
Kesimpulan : TPL ( Two Point Localization ) lebih peka pada
bagian yang menonjol, seperti bibir, hidung, mata, ujung jari dan telinga.
Jarak yang asisten tusuk dengan yang pratikan dapat tergantung pada waktu.
Waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi. TPL adalah sistem yang
menyebar dan melingkar.
g.
Daftar Pustaka : Dhani, Macho. (2013). Kamus
super lengkap ipa sains sd kelas 4, 5, dan 6. Jakarta: Kunci Komunikasi.
Puspitawati,
Ira. (1998). Psikologi faal. Depok: Universitas Gunadarma
Sherwood,
Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC.
.
g.
Nama
Percobaan : Daya
Membedakan Sifat Benda.
h.
Nama
Subjek Percobaan : Oktari
Kusuma Dewi
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk membuktikan
kepekaan syaraf peraba terhadap kehalusan benda sampai kekasaran benda; serta
bentuk-bentuk benda (Streognostik).
b.
Dasar
Teori : Diduga bahwa akhiran
saraf yang mengelilingi folliliculus rambut ialah reseptor taktil. Pada
tempat – tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap
stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga
bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu receptor taktil. Perasaan
taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus.
Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior,
sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan
faciculus cunneatus. ( Guyton, 1983 ). Perasaan taktil ada dua macam:
1.
Perasaan taktil
yang halus
Kepekaan
terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua
titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua
titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus.
2.
Perasaan taktil
kasar
Implus
taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi
taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai
sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.
Satu
– satunya perbedaan diantara ketiganya adalah :
1. Sensai raba, umumnya disebabkan oleh reseptor
taktil didalam kulit atau didalam
jaringan tepat dibawah lutut.
2.
Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih
dalam.
3. Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal
sensori yang berulang dengan cepat tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor
yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan.
c.
Alat
yang Digunakan : Saputangan besar, kain
(berbagai macam dari yang halus sampai yang kasar), serta berbagai macam bentuk
balok (kubus, silinder, lingkaran, segitiga, kerucut).
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Asisten lab akan membawa 5 alat-alat tersebut
ke depan posisi praktikan.
1.2 Praktikan
menutup mata dengan menggunakan sapu tangan.
1.3 Asisten lab memberikan sebuah
benda ke praktikan.
1.4 Praktikan
meraba benda tersebut , dan menjawab nama pada benda tersebut.
1.5 Asisten
lab memberikan lagi sebuah benda yang berbeda.
1.6 Lalu praktikan meraba benda tersebut dan
menjawabnya.
1.7 Lalukan percobaan tersebut sampai 5 alat
benda selesai, dan jawablah 5 benda tersebut.
e.
Hasil Percobaannya : 1.1
Hasil Percobaan :
1.1.1 Bener 3
1.1.2 Salah 2
1.2 Hasil Sebenanya :
1.2.1 Segitiga
1.2.2 Jagung
1.2.3 Huruf g
1.2.4 Labu
1.2.5 Huruf Z
f.
Kesimpulan : Kepekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak
terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat
dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus
gracillis cuneatus. Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan
getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi
oleh jenis reseptor yang sama.
g.
Daftar Pustaka : Gibson,
John. (2002). Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: EGC.
Seksi
Laboratorium Psikologi Faal. (2001). Petunjuk praktikum psikologi faal.
Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.
Puspitawati,
Ira. (1998). Psikologi faal. Depok: Universitas Gunadarma.
i.
Nama
Percobaan : Gerak
Refleks.
j.
Nama
Subjek Percobaan : Oktari
Kusuma Dewi
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui adanya
gerakan-gerakan refleks pada otot.
b.
Dasar
Teori : Jalan rangsangan pada
gerak dapat dibedakan menurut jenis geraknya, yaitu gerak sadar dan gerak
refleks.
1.
Gerak Sadar
adalah suatu gerak yang rangsangannya diolah di otak. Rangsangan -> Reseptor
-> otak -> Efektor.
2.
Gerak Refleks
(tak sadar) adalah suatu gerak yang rangsangannya tidak diolah di otak.. Gerak
refleks berfungsi sebagai respon untuk melindungi tubuh dari rangsangan yang
membahayakan atau mencelakakan. Jalan terpendek yang dilakukan gerak disebut
lengkung refleks rangsangan. Lengkung refleks pada refleks sumsung tulang
belakang adalah reseptor -> saraf sensorik -> sumsum tulang belakang
-> saraf motorik -> efektor. Contoh refleks sumsum tulang belakang adalah
refleks lutut.
Berdasarkan
reaksi yang terjadi suatu refleks, gerak refleks dibedakan menjadi dua, yaitu
refleks tunggal (sederhana) dan refleks kompleks.
1.
Refleks
sederhana adalah refleks yang hanya menyertakan efektor tunggal, misalnya kaki
menginjak duri langsung ditarik.
2.
Refleks kompleks
adalah gerak refleks yang mengikutsertakan banyak efektor, misalnya kaki
menginjak duri, langsung mengangkat kaki dan berteriak kesakitan.
Selain
refleks sumsung tulang belakang, juga diketahui adanya refleks otak, yaitu jika
saraf konektor pada gerak refleks ini ada pada otak. Refleks otak bersifat
menurun pada anak-anaknya, contoh: reaksi pupil dan refleks kejap mata.
c.
Alat
yang Digunakan : Sebuh martil refleks
dengan bagian depan terbuat dari karet.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Asisten lab membawa sebuah martil.
1.2 Praktikan duduk di atas meja.
1.3 Lalu lutut praktikan di pukul dengan martil.
1.4 Secara
refleks kaki mengayun kedepan.
1.5 Lalu
praktikan menjawab apakah yang terjadi pada lututnya tersebut.
e.
Hasil Percobaannya : 1.1
Hasil Percobaan :
1.1.1 Adanya gerak refleks.
1.1.2
Adanya rasa seperti kesetrum saat di
pukul dengan martil.
1.2 Hasil Sebenanya :
1.2.1 Lutut yang dipukul dengan
martil refleks secara spontan akan bergerak sendiri -> ada gerak refleks.
1.2.2 Namun, tidak harus bergerak -> dapat juga terasa seperti
tersetrum.
f.
Kesimpulan : Pada percobaan kali ini membuktikan adanya
gerakan refleks pada lutut kaki. Gerakan refleks juga merupakan respons
otomatis dari sebagian tubuh terhadap stimulus. Refleks terjadi karena adanya
stimulus yang disebabkan oleh pukulan yang
diteruskan ke saraf sensorik, kemudian diteruskan ke saraf motorik dan
akhirnya menghasilkan efektor berupa ayunan pada kaki yang berayun ke depan.
g.
Daftar Pustaka : Handayani, Nuri.
(2009). Buku kantong biologi sma. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Mikrajudin,
dkk. (2007). Ipa terpadu smp dan mts jilid 3a. Jakarta: Erlangga.
Susilowarno,
R Gunawan. (2007). Cara mudah menghadapi un 2008. Jakarta: Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar