Jumat, 03 Juni 2016

Laporan Praktikum PsikoFaal Tentang Indera Peraba

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa        : Oktari kusuma
                                         Dewi
NPM                             : 15515260
Tanggal Pemeriksaan : 3 mei 2016
Nama Asisten : 1. Satia Raras
                           2. Ika Yulistyawati
Paraf Asisten :

I   Percobaan                                  : Indera Peraba
1.                                                                                                                Nama Percobaan                       : Perasaan Pada Kulit (membedakan tingkat kasar).
2.                                                                                                                Nama Subjek Percobaan          : Oktari Kusuma Dewi
Tempat Percobaan                    : Laboratorium Psikologi Faal
a.    Tujuan Percobaan            : Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing resptor.
b.   Dasar Teori                           : Kulit sebagai indera peraba peka terhadap rangsangan tekanan, sentuhan, rabaan, dingin, panas, dan rasa nyeri. Jumlah dan penyebaran reseptor penerima rangsang pada kulit tidak merata. Kulit terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Epidermis           : bagian terluar
2. Dermis               :  terdapat kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikel rambut dan akar rambut; kelenjar Sebaseus.
3. Subcutaneous     :  pembuluh darah; saraf cutaneous, jaringan otot.
Proses merasakan pada indera peraba, dimulai dari rangsangang yang diterima ujung-ujung saraf peraba didalam kulit diteruskan oleh saraf sensori menuju pusat daraf otak untuk diolah sehingga kita dapat merasakan dan memberi respon.
Kulit jari lebih peka terhadap rabaan dibandingkan kulit lengan, karena pada kulit jari ditemukan lebih banyak ujung saraf peraba per milimeter persegi. Selain itu, jarak antara ujung-ujung saraf itu lebih kecil. Itu pula sebabnya jari dapat menilai bentuk dan ukuran dari benda yang di pegang.
Teori pengontrolan gerbang rasa sakit, yaitu teori yang menyatakan bahwa reseptor saraf tertentu ditulang belakang mengarah pada area tertentu di otak yang terkait dengan rasa sakit.
c.    Alat yang Digunakan           : 3 buah amplas yang berbeda tingkat kekasaranya, 3 baskom plastik; serta beberapa macam cairan atau larutan (air,alkohol 70%, aseton).
d.   Jalannya Percobaan             : 1.1  Asisten lab membawa 3 buah amplas yang berbeda tingkat kekasarannya.
                                                  1.2  Praktikan menutup mata dengan mengunakan sapu tangan.
                                                  1.3 3 amplas tersebut di taruh di meja. Praktikan meraba atau merasakan degan menggunakan tangannya pada perbandingan dari 3 amplas tersebut.
                                                  1.4 Lalu praktikan menjawab tingkat kekasarnnya pada amplas tersebut.
 e. Hasil Percobaannya             : 1.1 Hasil Percobaan :
 1.1.1 Halus
 1.1.2 Sedikit kasar
 1.1.3 Kasar sekali
 1.1.4 Jawaban benar semua.
     1.2 Hasil Sebenanya :
           1.2.1 Tingkat kasar sampai halus.
           1.2.2 Rasa halus
           1.2.3 Rasa sedang
           1.2.4 Kasar
f. Kesimpulan                            : Kulit sebagai indera peraba peka terhadap rangsangan tekanan, sentuhan, rabaan, dingin, panas, dan rasa nyeri.
                                                      Kulit jari lebih peka terhadap rabaan dibandingkan kulit lengan, karena pada kulit jari ditemukan lebih banyak ujung saraf peraba
g. Daftar Pustaka                      : Danuarta, Tika. (2015). Buku pintar pasti kisi-kisi akurat un sd/mi 2016. Jakarta: Penerbit HB.
                                                      Wahono, dkk. (2010). Siap menghadapi un smp 2011. Jakarta: Grasindo.
                                                      Wibowo, S Daniel. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo.
                                                     




1.                                                                                                                Nama Percobaan                       : Perasaan Pada Kulit (membedakan suhu air).
2.                                                                                                                Nama Subjek Percobaan          : Oktari Kusuma Dewi
Tempat Percobaan                    : Laboratorium Psikologi Faal
a.    Tujuan Percobaan               : Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing resptor.
b.   Dasar Teori                           : Klasifikasi reseptor antara lain:
1.      Berdasarkan sumber rangsangan
-     Ekteroresptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksternal pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksternal.
-     Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakn terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
-     Interosepetor, terletak pada visera atau alat dalam pembuluh darah.
2.     Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:
-  Termoreseptor (peka terhadap    perubahan suhu panas dan dingin).
-  Mekanoreseptor (peka terhadap             sentuhan, getaran, dan tekanan).
-  Kemoreseptor (peka terhadap rasa         asam, basa dan garam atau perubahan        kimiawi).
-  Osmoreseptor (peka terhadap     perubahan tekanan osmotik).
-  Reseptor nyeri (berkaitan dengan           mekanisme proyektif bagi kulit).
3.  Reseptor pada kulit :
       1.  Epidermis         : untuk mendeteksi     sentuhan.
              a. Merkel’s disc : untuk mendeteksi sentuhan oleh orang lain yang tidak di kenal.
b.  Meisner’s corpuscle : untuk mendeteksi sentuhan orang yang di kenal.
2.  Dermis
a.  Ruffini’s : Mendeteksi panas.
b.  End Krause : mendeksi dingin.
c.  Reseptor Paccini’s : untuk mendeteksi tekanan atau bias        berupa pijitan.
d.  Free Nerve Ending: untuk mendeteksi rasa sakit, jangkauannya lebih luas dibandingkan reseptor lain karena tersebar di seluruh permukaan kulit.
c.    Alat yang Digunakan           : 3 buah amplas yang berbeda tingkat kekasaranya, 3 baskom plastik; serta beberapa macam cairan atau larutan (air,alkohol 70%, aseton).
d.   Jalannya Percobaan             : 1.1   Asisten lab menyediakan 3 baskom yang berisikan:
                                                             1. Kiri         : air hangat hangat
                                                             2. Tengah    : air biasa
                                                             3. Kanan     : air dingin
                                                 1.2 Praktikan akan diberikan instruksi untuk memasukkan tangan kiri kedalam baskom yang berisi air hangat dan tangan kanan kebaskom yang berisi air dingin.
                                                 1.3 Lalu kedua tangan tersebut dibiarkan selama 10 detik
                                                 1.4   Kemudian setelah 10 detik secara bersamaan kedua tangan dimasukan ke baskom yang berada ditengah yang berisi air biasa.
                                                 1.5 Dan praktikan akan diminta merasakan perbedaan antara tangan kanan dan tangan kiri setelah setelah dimasukkan ke baskom yang berisi air biasa.                                                                                           
e.     Hasil Percobaannya            : 1.1 Hasil Percobaan :
                                                       1.1.1   Ternyata tangan kanan yang terendam air biasa lebih dingin dibanding tangan kiri.
                                                 1.2 Hasil Sebenanya :
                                                       1.2.1 Biasanya setelah dimasukkan ke baskom c, tangan kanan terasa dingin dan tangan kiri terasa hangat.
                                                                1.2.2    Kulit sebagai thermoreseptor  -> mendeteksi panas dan dingin.
                                                      1.2.3    Tangan kanan terasa dingin karena adanya pengurangan kalor -> dari panas ke hangat.
1.2.4                Tangan kiri terasa hangat karena adanya penambahan kalor -> dari dingin ke hangat.
f.     Kesimpulan                           : Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap praktek tersebut:
Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu panas dan dingin).
Dermis :
 a.  Ruffini’s : Mendeteksi panas.
 b.  End Krause : mendeksi dingin.
gDaftar Pustaka                     : Ambarwati, Desy. (2015). Bimbel rahasia inti Ipa terpadu sd kelas 3, 4, 5, dan 6. Jakarta: Ozproduction.
Lintang, Budi. (2015). Buku pintar bimbel sd kelas 4, 5, 6. Jakarta: Lembar Langit Indonesia.
Sulianta, Feri. (2010). It ergonomics. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.


Nama Percobaan                       : Perasaan Pada Kulit (membedakan suhu 3 cairan).
3.                                                                                                                Nama Subjek Percobaan          : Oktari Kusuma Dewi
Tempat Percobaan                    : Laboratorium Psikologi Faal
a.    Tujuan Percobaan               : Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing resptor.     
b.   Dasar Teori                           : Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar ( Montagna, Renault, Debreuil). Luas kulit pada manusia rata-rata +- 2 meter persegi, dengan berat 10kg jika tanpa lemak, kulit terbagi atas dua lapisan utama, yaitu:
1.      Epidermis (kulit ari),sebagai lapisan yang paling luar.
2.      Dermis (korium, kutis, kulit jangat).
Di bawah dermis terdapat subktuis atau jaringan lemak bawah kulit.
Para ahli histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam menjadi 5 lapisan, yaitu:
1.      Lapisan tanduk : lapisan paling atas.
2.      Lapisan jernih : disebut juga “lapisan barrier”.
3.      Lapisan berbutir-butir.
4.      Lapisan malphigi : selnya seperti berduri.
5.      Lapisan basal : hanya tersusun oleh satu lapisan sel basal.
1.      Mekanisme pengeluaran keringat.
Proses pengeluaran keringat ditentukan oleh pusat pengatur suhu, yaitu hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika pusat pengatur suhu memperoleh rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut akan diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelanjar keringat. Keringat dikeluarkan ketika tubuh panas. Hasil evaporasi pada permukaan kulit menyebabkan tubuh kembali segar.
2.      Faktor yang mempengaruhi produksi keringat, yaitu: suhu lingkungan, emosi, aktivitas tubuh, dan psikologi.
c.    Alat yang Digunakan           : 3 buah amplas yang berbeda tingkat kekasaranya, 3 baskom plastik; serta beberapa macam cairan atau larutan (air,alkohol 70%, aseton).
d.   Jalannya Percobaan             : 1.1  Asisten lab menyedikan 3 macam cairan dan 3 cutton bud yang telah diletakkan di atas meja.
                                                  1.2  Pratikan membersihkan dahulu tangannya menggunakan sapu tangan.
                                                  1.3 Setelah itu asisten akan memberikan air menggunakan cutton bud diatas tangan, lalu tiup dan rasakan apa yang terjadi, lalu bersihkan menggunakan sapu tangan.
                                                  1.4 Setelah itu asisten akan memberikan lagi alkohol 70% kemudian tiup kembali agar pratikan dapat merasakan apa yang terjadi, lalu bersihkan kembali tangan tersebut.
   1.5  Dan yang terakhir asisten akan memberikan aseton dan tiup lagi agar pratikan dapat merasakannya. Lalu bersihkan tangan tersebut.
e. Hasil Percobaannya              : 1.1 Hasil Percobaan :
 1.1.1   Lebih dingin aseton dari pada alhokol.
 1.1.2   Sedikit lebih dingin alkohol dari pada air dingin.
     1.2 Hasil Sebenanya :
           1.2.1 Air lebih dingin daripada hanya ditiup.
           1.2.2  Alkohol lebih dingin dari air.
           1.2.3 Aseton lebih dingin dari alkohol. 
           1.2.4 Ada reseptor dingin pada kulit -> reseptor end krause.
           1.2.5 Alkohol memiliki titik didih yang rendah, sehingga ketika mengenai kulit, alkohol akan langsung menguap. Selama proses penguapan alkohol memerlukan kalori yang diambil dari tubuh, maka kulit akan terasa dingin.
f. Kesimpulan                            : Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar ( Montagna, Renault, Debreuil). Di bawah dermis terdapat subktuis atau jaringan lemak bawah kulit. Para ahli histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam menjadi 5 lapisan. Proses pengeluaran keringat ditentukan oleh pusat pengatur suhu, yaitu hipotalamus (otak).
g. Daftar Pustaka                      : Sudjadi, Bagod, dkk. (2006). Biologi sains dalam kehidupan. Jakarta: Yudhistira.
Tranggono, Retno Iswari. (2007). Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Wibowo, S Daniel. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo.


e.                                                                                                                 Nama Percobaan                       : Lokalisasi Taktil.
f.                                                                                                                 Nama Subjek Percobaan          : Oktari Kusuma Dewi
Tempat Percobaan                    : Laboratorium Psikologi Faal
a.    Tujuan Percobaan               : Memahami serta mengetahui kepekaan syaraf peraba dengan melokalisir tempat yang ditusukkan keberbagai tempat; serta mengetahui kepekaan TPL (Two Point Localization).
b.   Dasar Teori                           : Lokalisasi taktil, kemampuan sensori taktil dikategorikan dalam dua hal yaitu diskriminasi intensitas (misal sensitivitas) merujuk kepada kemampuan menilai kekuatan stimulus, diskriminasi spasial merupakan kemampuan membedakan lokasi atau titik asal rangsang. Basis saraf dari sensitivitas membedakan taktil terletak pada jumlah cabang sensori dan unit sensori pada setiap area dikulit.
Sensasi adalah suatu perasaan yang timbul akibat adanya stimulus suatu reseptor. Sensasi yang berlangsung secara terus-menerus disebut sensasi beriringan (after image).
Ciri-ciri sensasi:
-       Modalitas atau modal modalitas dari sensasi adalah panca indera.
-       Kualitas atau mutu.
-       Adaptasitas.
-       ntensivitas atau kekuatan.
-       Durasitas atau lama.
Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Dikriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik.
c.    Alat yang Digunakan           : Pensil yang tumpul ujungnya, spidol, penggaris, sapu tangan.
d.   Jalannya Percobaan             : 1.1  Asisten lab akan membawa alat-alat tersebut ke depan posisi praktikan.
                                                  1.2  Praktikan menutup mata dengan menggunakan sapu tangan.
                                                  1.3 Asisten lab akan mengambil spidol lalu menitikan ujung spidol tersebut di atas kulit tangan praktikan.
                                                  1.4 Lalu sang praktikan akan merasakan dimana sang asisten menitikan ujung spidol tersebut.
                                                  1.5  Lalu praktikan menitikan kembali dengan menggunakan ujung pensil  pada area yang telah dititikan oleh asisten lab.
                                                  1.5 Lakukan tersebut hingga 3 kali dengan posisi area yang berbeda.
                                                  1.6  Setelah itu ukurlah berapa jarak titik spidol ke titik tanda pensil tersebut dengan menggunakan penggaris
 e. Hasil Percobaannya             : 1.1 Hasil Percobaan :
 1.1.1 2,5 cm
 1.1.2 3,5cm
     1.2 Hasil Sebenanya :
           1.2.1  Bila jarak kurang dari 5cm -> syaraf peraba baik.
           1.2.2 Bila jarak lebih dari 5cm -> syaraf peraba kurang baik.
           1.2.3 TPL (Two Point Localization) -> lebih peka pada bagian yang menonjol (hidung, mata, bibir, ujung jari, telinga dll).
f. Kesimpulan                            : TPL ( Two Point Localization ) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti bibir, hidung, mata, ujung jari dan telinga. Jarak yang asisten tusuk dengan yang pratikan dapat tergantung pada waktu. Waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi. TPL adalah sistem yang menyebar dan melingkar.
g. Daftar Pustaka                      : Dhani, Macho. (2013). Kamus super lengkap ipa sains sd kelas 4, 5, dan 6. Jakarta: Kunci Komunikasi.
Puspitawati, Ira. (1998). Psikologi faal. Depok: Universitas Gunadarma
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC.
.

g.                                                                                                                Nama Percobaan                       : Daya Membedakan Sifat Benda.        
h.                                                                                                                Nama Subjek Percobaan          : Oktari Kusuma Dewi
Tempat Percobaan                    : Laboratorium Psikologi Faal
a.    Tujuan Percobaan               : Untuk membuktikan kepekaan syaraf peraba terhadap kehalusan benda sampai kekasaran benda; serta bentuk-bentuk benda (Streognostik).
b.   Dasar Teori                           : Diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi folliliculus rambut ialah reseptor taktil. Pada tempat – tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu receptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus. ( Guyton, 1983 ). Perasaan taktil ada dua macam:
1.      Perasaan taktil yang halus
Kepekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus.
2.      Perasaan taktil kasar
Implus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.
Satu – satunya perbedaan diantara ketiganya adalah :
1.  Sensai raba, umumnya disebabkan oleh reseptor taktil  didalam kulit atau didalam jaringan tepat dibawah lutut.
2. Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam.
3.  Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan.

c.    Alat yang Digunakan           : Saputangan besar, kain (berbagai macam dari yang halus sampai yang kasar), serta berbagai macam bentuk balok (kubus, silinder, lingkaran, segitiga, kerucut).
d.   Jalannya Percobaan             : 1.1  Asisten lab akan membawa 5 alat-alat tersebut ke depan posisi praktikan.
                                                  1.2  Praktikan menutup mata dengan menggunakan sapu tangan.
                                                  1.3 Asisten lab memberikan sebuah benda ke praktikan.
                                                  1.4 Praktikan meraba benda tersebut , dan menjawab nama pada benda tersebut.
                                                  1.5  Asisten lab memberikan lagi sebuah benda yang berbeda.
                                                  1.6 Lalu praktikan meraba benda tersebut dan menjawabnya.
                                                  1.7 Lalukan percobaan tersebut sampai 5 alat benda selesai, dan jawablah 5 benda tersebut.
e.  Hasil Percobaannya             : 1.1 Hasil Percobaan :
 1.1.1 Bener 3
 1.1.2 Salah 2
     1.2 Hasil Sebenanya :
           1.2.1 Segitiga
           1.2.2 Jagung
           1.2.3 Huruf g
           1.2.4 Labu
           1.2.5 Huruf Z
f. Kesimpulan                           : Kepekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus. Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.
g. Daftar Pustaka                     : Gibson, John. (2002). Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: EGC.
Seksi Laboratorium Psikologi Faal. (2001). Petunjuk praktikum psikologi faal. Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.
Puspitawati, Ira. (1998). Psikologi faal. Depok: Universitas Gunadarma.


i.                                                                                                                  Nama Percobaan                       : Gerak Refleks.
j.                                                                                                                  Nama Subjek Percobaan          : Oktari Kusuma Dewi
Tempat Percobaan                    : Laboratorium Psikologi Faal
a.    Tujuan Percobaan               : Untuk mengetahui adanya gerakan-gerakan refleks pada otot.
b.   Dasar Teori                           : Jalan rangsangan pada gerak dapat dibedakan menurut jenis geraknya, yaitu gerak sadar dan gerak refleks.
1.    Gerak Sadar adalah suatu gerak yang rangsangannya diolah di otak. Rangsangan -> Reseptor -> otak -> Efektor.
2.    Gerak Refleks (tak sadar) adalah suatu gerak yang rangsangannya tidak diolah di otak.. Gerak refleks berfungsi sebagai respon untuk melindungi tubuh dari rangsangan yang membahayakan atau mencelakakan. Jalan terpendek yang dilakukan gerak disebut lengkung refleks rangsangan. Lengkung refleks pada refleks sumsung tulang belakang adalah reseptor -> saraf sensorik -> sumsum tulang belakang -> saraf motorik -> efektor. Contoh refleks sumsum tulang belakang adalah refleks lutut.
Berdasarkan reaksi yang terjadi suatu refleks, gerak refleks dibedakan menjadi dua, yaitu refleks tunggal (sederhana) dan refleks kompleks.
1.      Refleks sederhana adalah refleks yang hanya menyertakan efektor tunggal, misalnya kaki menginjak duri langsung ditarik.
2.      Refleks kompleks adalah gerak refleks yang mengikutsertakan banyak efektor, misalnya kaki menginjak duri, langsung mengangkat kaki dan berteriak kesakitan.
Selain refleks sumsung tulang belakang, juga diketahui adanya refleks otak, yaitu jika saraf konektor pada gerak refleks ini ada pada otak. Refleks otak bersifat menurun pada anak-anaknya, contoh: reaksi pupil dan refleks kejap mata.
c.    Alat yang Digunakan           : Sebuh martil refleks dengan bagian depan terbuat dari karet.
d.   Jalannya Percobaan             : 1.1  Asisten lab membawa sebuah martil.
                                                  1.2  Praktikan duduk di atas meja.
                                                  1.3  Lalu lutut praktikan di pukul dengan martil.
                                                  1.4 Secara refleks kaki mengayun kedepan.
                                                  1.5  Lalu praktikan menjawab apakah yang terjadi pada lututnya tersebut.
e. Hasil Percobaannya              : 1.1 Hasil Percobaan :
 1.1.1   Adanya gerak refleks.
   1.1.2  Adanya rasa seperti kesetrum saat di  pukul dengan martil.
     1.2 Hasil Sebenanya :
           1.2.1 Lutut yang dipukul dengan martil refleks secara spontan akan bergerak sendiri -> ada gerak refleks.
           1.2.2  Namun, tidak harus bergerak -> dapat juga terasa seperti tersetrum.
f. Kesimpulan                            : Pada percobaan kali ini membuktikan adanya gerakan refleks pada lutut kaki. Gerakan refleks juga merupakan respons otomatis dari sebagian tubuh terhadap stimulus. Refleks terjadi karena adanya stimulus yang disebabkan oleh pukulan yang  diteruskan ke saraf sensorik, kemudian diteruskan ke saraf motorik dan akhirnya menghasilkan efektor berupa ayunan pada kaki yang berayun ke depan.
g. Daftar Pustaka                      : Handayani, Nuri. (2009). Buku kantong biologi sma. Yogyakarta: Pustaka  Widyatama.
Mikrajudin, dkk. (2007). Ipa terpadu smp dan mts jilid 3a. Jakarta: Erlangga.

Susilowarno, R Gunawan. (2007). Cara mudah menghadapi un 2008. Jakarta: Grasindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar